Tuesday 9 February 2010

Mengenal Budaya Valentine’s Day bagi “Kita”


Oleh: Ucu Abdul Barri

Bulan februari ini ternyata banyak yang ditungu-tunggu bagi sebagian orang. Kenapa tidak, ternyata disini ada momen yang biasa para anak muda gaol bilang Valentine's Day. Tapi anehnya ketika ditanya valentine itu apa? tidak sedikit orang yang menggelengkan kepalanya. Lantas valentine sih opo?? dan ternyata valentine itu nama orang. Ya, betul betul betul, Valentine adalah seorang bishop (mentri) di Terni, suatu tempat kira-kira 60 mil dari Roma. Dia mendapat hukuman Pancungan oleh penguasa Roma. Sungguh merupakan kisah tragis pada saat itu. Ia dipancung karena konon kabarnya gara-gara ia memasukan sebuah keluarga Romawi ke dalam agama Kristen. Itu terjadi sekitar tahun 273 Masehi. Dalam perkembangannya, peristiwa tersebut lalu dikaitkan dengan gebyar Valentine’s Day.

Ajaibnya, hajatan Valentine’s Day yang digarap anak-anak muda kontemporer sekarang ini rada-rada nggak nyambung (alias Jaka Sembung bawa golok) dengan latar belakang sejarahnya. Bukannya memperingati “jasa-jasa” sang rahib, tapi malah diisi dengan kegiatan curhat dan kasih sayang. Tapi apa mau dikata, kegiatan rutin tahunan Valentine’s Day sudah kepalang dinobatkan sebagai hari kasih sayang diseluruh dunia. Termasuk kita jadi latah ikut heboh setiap tanggal 14 februari. Padahal, Valentine’s day punya latar belakang peristiwa yang bukan berasal dari Islam. So, bahkan dalam versi lain, disebutkan bahwa pada awalnya orang-orang Romawi merayakan hari besar mereka yang jatuh pada tanggal 15 Februari yang diberi nama Lupercalia.

Peringatan ini adalah sebagai penghormatan kepada Juno (Tuhan Wanita dan Per-kawinan) dan Pan ( Tuhan dari alam ini). Seiring dengan berjalannya waktu, pihak gereja yang waktu itu agama Kristen mulai menyebar di Romawi dan memindahkan upacara penghormatan terhadap berhala itu menjadi tanggal 14 Februari. Dan dibelokkan tujuannya, bukan lagi menghormati berhala, tapi menghormati seorang pendeta Kristen yang tewas dihukum mati. Namun acaranya pun bukan lagi Lupercalia, tapi Saint Valentine.

Berarti yang ikut-ikutan dalam hajatan Valentine’s Day itu ternyata merayakan peringatan yang bukan dari Islam. Nggak tahu, apa nggak mau tahu???

Melihat akar sejarahnya, kita nggak bisa membantah kalau acara Valentinan itu nggak ada sangkut pautnya dengan ajaran Islam. Yang sudah nyata, adalah tanpa sadar kita jadi latah ikutan acara ini. Padahal, budaya itu nggak mirip-mirip amat dengan way of life-nya Islam. Terlebih Al-Qur’an sangat “cerewet” menyikapi masalah ini. Budaya Valentine’s Day itu memang berasal dari Way of life-nya akidah lain, yakni budaya orang barat yang berakidah sekuler. Maka, disinilah wajib bagi kita untuk gaul juga soal hukum-hukum Islam. Seperti “berkasih sayang” versi Valentine’s Day ini wajib kita tahu hukumnya.

Rasulullah saw. pun angkat bicara, beliau melarang kita untuk menyerupai (tasyabbuh) ajaran suatu kaum. “siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk kedalamnya,” sabda baginda Nabi saw. Nah, termasuk yang dijadikan bahasan hadits itu adalah ikut merayakan hari raya orang-orang diluar Islam, diantaranya Valentine’s Day.

Sebagai seorang remaja muslim yang beriman kepada Allah, tentunya kualitas keimanan ini harus senantiasa terus dipupuk dalam rangka menuju perbaikan diri agar hamba yang hina ini terjauh dari hal-lah yang dibenci-NYA. Pamungkas semoga kita semua senantiasa selalu berada dalam lindungan-NYA. Amiiin....

0 comments:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com